Monday 20 May 2019

Manchester City - Vincent Kompany

Melihat Potensi Sanksi Larangan untuk Manchester City Tampil di Liga Champions

Melihat Potensi Sanksi Larangan untuk Manchester City Tampil di Liga Champions


PONDOK4D - Hukuman larangan tampil di Liga Champions musim depan sedang dihadapkan untuk sang juara bertahan Premier League, Manchester City. Namun terdapat pertanyaan yang mengganjal: Apakah hukuman tersebut benar-benar dapat dijatuhkan untuk mereka?

CERDASPOKER - Financial Fair Play (FFP) jelas adalahmomok untuk klub kaya raya laksana Manchester City. Pada bulan Maret lalu, dilafalkan bahwa UEFA mengerjakan pergerakan menurut informasi dari Der Spiegel, yang dipercayai mendapatkan data dari organisasi Football Leaks.

BANDAR TOGEL - Setelah lama tenggelam, permasalahan Manchester City dengan FFP pulang menguak sejumlah waktu lalu. Klaim dari New York Times berbicara bahwa pihak penyelidikan UEFA merekomendasikan hukuman larangan tampil di Liga Champions guna The Citizens sekitar satu tahun.


PREDIKSI TOGEL PALING JITU - Namun pertanyaannya merupakan, apakah Manchester City bakal dijatuhi hukuman tersebut andai ditemukan melanggar FFP? Dan apakah kesebelasan lain laksana Manchester United atau Arsenal dapat diuntungkan dari hukuman tersebut?

Kemungkinan City dijatuhi hukuman larangan tampil di persaingan Eropa terbilang lumayan kecil, lagipula dengan sedikitnya masa-masa yang tersisa. Setidaknya UEFA mesti segera menyelesaikan permasalahan tersebut sebelum laga kualifikasi Liga Champions dilangsungkan bulan Juni nanti.

Proses penjatuhan hukuman tersebut sebenarnya memerlukan waktu yang lumayan lama. Dan UEFA wajib menyerahkan kesempatan untuk Manchester City untuk mengemukakan banding. Dengan ini, maka ada bisa jadi besar hukuman bakal ditangguhkan.

Namun andai semuanya benar-benar terjadi, Manchester City bakalan berurusan dengan tidak sedikit hukuman. Salah satunya ialah larangan tercebur dalam bursa transfer musim panas nanti.

Seperti halnya Chelsea, Manchester City pun tengah diperhatikan oleh sebanyak organisasi laksana FA dan FIFA soal pembelian pemain muda yang dirasakan melanggar aturan. Chelsea, sedangkan ini, sedang berupaya untuk terbit dari jeratan tersebut.

Sekarang pertanyaannya merupakan: Apakah ada kesebelasan yang pernah menikmati hukuman serupa? Sejauh ini, baru AC Milan yang pernah berada dalam kondisi di mana mereka dalam bahaya tampil di persaingan Eropa dampak kasus Financial Fair Play.

Masih terkenang bagaimana klub raksasa Serie A itu berupaya keras guna memperjuangkan haknya bermain di Liga Europa musim 2018/2019 ini. Pada akhirnya, perjuangan mereka membuahkan hasil. Rossoneri diizinkan turut serta di Liga Europa.

Seimbangkan Neraca Keuangan

Manchester United Vs Manchester City

Namun sejumlah syarat diserahkan kepada skuat asuhan Gennaro Gattuso tersebut. Salah satunya ialah mereka mesti segera menyeimbangkan neraca keuangannya sebelum bulan Juni tahun 2021 mendatang.

Lebih lanjut, Milan pun dikenakan hukuman pembatasan skuat yang dapat disertakan. Hukuman tersebut sendiri pernah dialami oleh klub kaya raya Prancis, PSG, pada musim 2013-2014 silam. Dan sejauh ini, baru hukuman laksana ini yang pernah dialami oleh sebanyak klub Eropa.

Jika Manchester City dihukum, sempat terdapat wacana bahwa satu jatah tampil mereka akan diserahkan untuk klub di luar posisi empat besar Premier League. Manchester United dinamakan yang akan menikmati keuntungan dari kondisi ini.

Sulit Terjadi

Seperti yang diketahui, Premier League diizinkan mengirimkan empat klub teratas guna bermain di Liga Champions pada musim berikutnya. Bagi 2019/2020 nanti, Manchester City selaku juara bakal ditemani oleh Liverpool, Tottenham, dan Chelsea.

Dilihat dari urutannya, maka Arsenal-lah yang seharusnya layak untuk menemukan jatah tersebut. Namun andai mereka sukses memenangkan Liga Europa, jatah itu akan jatuh ke tangan Manchester United yang finis di peringkat enam.

Begitu skenarionya, namun sepertinya tersebut tidak bakal terjadi. Goal International meyakini bahwa kondisi tersebut tidak gampang untuk menjadi fakta dan dirasakan sebagai angan-angan belaka.