Tuesday 16 July 2019

Nasi Lengko Diaduk Atau Tidak Sama Lezatnya

Nasi Lengko Diaduk Atau Tidak Sama Lezatnya

Nasi Lengko Diaduk Atau Tidak Sama Lezatnya

Ikon Cirebon bukan hanya Keraton Kasepuhan saja. Ada yang tak boleh dilupakan berupa kelezatan nasi lengko.
Sekilas tampak nyaris tak berbeda dengan satu porsi rames atau nasi pecel minus sayuran berwarna hijau. Tapi, soal rasa jangan melihat dari rupa. Anda harus mencicipinya, karena rumus cinta pada pandangan pertama tak berlaku di sini.
Nasi Lengko tampak bersahaja dengan campuran tempe goreng, tahu goreng, mentimun, tauge. Lalu disiram bumbu kacang, yang ditambahi kecap manis, serta ditaburi bawang goreng dan irisan daun kucai.
"Rasa manis bumbu kacang dan kecap yang identik dari nasi lengko," kata Sukarsono, 33 tahun, pedagang nasi lengko dan docang Ibu Sukarti. Nasi lengko Ibu Sukarti boleh dibilang paling diminati di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon.
Saat menyantap nasi lengko, ketika mengunyah kali pertama yang dirasakan pedas dan manis. Rasa pedas dari sambal kacang. Sedangkan rasa manis bersumber dari kecap. Menurut Sukarsono, kecap manis yang digunakan mesti encer.
"Tidak pakai kecap manis seperti yang biasanya," tuturnya. Untuk urusan kecap, nasi lengko hanya nikmat dengan merek lokal Cirebon.
Para pemuja nasi lengko juga memiliki perdebatan, setara dengan para penikmat bubur ayam: diaduk atau dikudap per bagian. Diaduk agar sambal kacang dan kecap membaur menciptakan rasa yang khas. Atau dicicipi per bagian seperti parade rasa.
Namun, tone terakhir dari nasi lengko berupa irisan daun kucai. "Daun kucai harus mentah, agar rasanya segar," kata Sukarsono putra Sukarti.
Meskipun daun kucai tidak memiliki rasa yang dominan, namun ia menjadi pelengkap sempurna dari taburan bawang goreng. Bila ingin rasa pedas, bisa menambahkan sambal sesuai selera. Seporsi nasi lengko Ibu Sukarti dihargai Rp10 ribu.