Kalamba di Lore Lindu, Ternyata Kuburan Prasejarah
Kalamba di Lore Lindu, Ternyata Kuburan Prasejarah
Pemandangan yang jamak ditemui di situs-situ Lore Lindu berupa stone-vats. Batu berbentuk siliner dengan pahatan sederhana itu, seperti berkabar dulu kala ada peradaban atau perkampungan yang dihuni manusia.
Kalamba atau stone-vats di situs Pokekea, di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan salah satu peninggalan arkeologi yang sangat penting di Kawasan Megalitik Lore Lindu, khususnya di Lembah Lore Lindu (gabungan tiga lembah: Bada, Behoa, dan Napu).
Lalu apa fungsinya?
Ada tiga tafsiran fungsi kalamba, yakni tempat pemandian, penyimpanan harta, dan kuburan komunal. Fungsi terakhir paling mengemuka berdasarkan hasil riset terkini. Berdasarkan penelitian para arkeolog, diduga kuat bahwa Kawasan Megalitik Lore Lindu (KMLL) merupakan kawasan megalitik tertua di Indonesia.
Diperkiarakan megalit di situs Lore Lindu telah ada sejak zaman prasejarah atau zaman Megalitikum alias zaman pra-abad Masehi. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil kajian delineasi KMLL yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, terdapat 118 situs dengan 2.007 tinggalan arkeologi yang tersebar di empat kawasan inti (luas 692 hektare) dalam area penelitian yang sudah ditandai seluas 156.126 hektare.
Selain kalamba, masih banyak tinggalan arkeologi lainnya di KMLL seperti arca menhir (batu tegak), dakon, lumpang, dolmen (meja batu), batu berlubang, peti kubur, batu berlubang, altar batu, dan jalan batu.
Saat ini, BPCB Gorontalo sedang menyiapkan bahan untuk pendaftaran KMLL sebagai warisan dunia UNESCO. Pendaftaran ditargetkan bisa dilakukan pada tahun 2020. ABDI PURMONO